A. Definisi dan ruang lingkup ekonomi
teknik
Definisi Ekonomi Teknik : Disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek
ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan
manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik.
Ekonomi Teknik (Engineering Economics) mencakup
prinsip-prinsip dan berbagai teknis matematis untuk pengambilan keputusan
ekonomis. Dengan teknik-teknik ini, suatu pendekatan yang rasional untuk
mengevaluasi aspek-aspek ekonomis dari alternatif-alternatif yang berbeda dapat
dikembangkan. Secara kasar dapat disebutkan bahwa penggunaan terbesar ekonomi
teknik adalah evaluasi beberapa alternatif untuk menetukan suatu aktivitas atau
investasi paling sedikit memberikan kerugian (Least Costly) atau yang
memberikan keuntungan paling banyak (Most Profitable).
Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil
keputusan optimal untuk menjamin penggunaan dana (uang) dengan efisien. Studi
ekonomi teknik harus diadakan sebelum setiap uang akan
diinvestasikan/dibelanjakan atau sebelum komitmen-komitemen diadakan. Studi
ekonomi teknik dimulai dari sekarang (now). Kesimpulan-kesimpulannya bergantung
pada prediksi kejadian-kejadian (event) yang akan datang.
Studi-studi ekonomi teknik membutuhkan waktu untuk perhitungan-perhitungan yang
cermat. Meskipun studi-studi sistematis ini bukan suatu instrumen
kecermatan/keseksamaan (precission), melibatkan banyak faktor, perlu
berdasarkan estimasi biaya-biaya dan pendapatan-pendapatan yang akan menjadi
sasaran kesalahan (error), kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang benar
dalam membandingkan alternatif-alternatif peralatan akan jauh lebih besar
dengan estimasi-estimasi rinci daripada keputusan-keputusan yang akan diambil
atas dasar pengalaman atau intuisi seseorang. Bisnis yang sehat akan mendasarkan
pada keputusan-keputusan yang sudah diperhitungkan dengan cermat. Oleh sebab
itu, untuk keputusan-keputusan manajemen, faktor pengalaman dan pertimbangan
saja ada.
Tugas-tugas Ekonomi Teknik : Menyeimbangkan
berbagai tukar rugi diantara tips-tips biaya dan kinerjanya.
B. Prinsip prisip ekonomii teknik
1. Membuat alternatif (keputusan) : Pemilihan
keputusan diantara alternatif-alternatif perlu diidentifikasi dan kemudian
didefinisikan untuk analisis-analisis selanjutnya.
2. Fokuskan pada perbedaan-perbedaan : Jika
semua alternatif yang layak tepat sama, maka tidak ada dasar atau perlunya
perbandingan.
3. Gunakan sudut pandng yang konsisten :
Hasil-hasil yang prospektif dari alternatif-alternatif harus dikembangkan
secara konsisten dari sudut pandang yang telah didefinisikan.
4. Gunakan satu ukuran umum : Dengan menggunakan
satu pengukuran yang umum untuk menghitung sebanyak mungkin hasil-hasil
prospektif akan mempermudah analisis dan perbandingan alternatif yang di dapat.
5. Pertimbangkan kriteria yang relevan :
Pemilihan alternatif yang disukai memerlukan penggunaan satu atau beberapa
kriteria. Proses keputusan ini harus mempertimbangkan baik hasil yang
dinyatakan dalam satuan monetr yang dinyatakan dalam satuan pengukuran lain.
6. Membuat tugas suatu ketidakpastian :
Ketidakpastian terkadang langsung memproyeksikan atau memperkirakan hasil-hasil
alternatif di masa datang dan harus dikenali dalam analisis dan
perbandingannya.
7. Tinjau kembali keputusan-keputusan anda :
Perbaiki hasil keputusan terhadap hasil dari suatu proses penyesuaian diri
terhadap yang dapat dipraktekkan secara luas, hasil yang diperkirakan semula
dari alternatif terpilih secara berturut-turut harus dibandingkan dengan hasil
sebenarnya.
B. Pengertian Proposal Teknik dan Hubungannya
dengan Ekonomi Teknik
Proposal Teknik merupakan paparan
rencana kegiatan secara terorganisasi yang berpijak dalam gagasan
masalah. Gagasan masalah yang akan di selesaikan , rencana pemecahan masalah
dan alasan pentingnya masalah untuk diselesaikan. Alur nya harus logis
dan sistematis yang terlihat dari keterkaitan antara komponen-komponen
tertentu.Maupun hubungan dengan ekonomi teknik yaitu sangat erat dan saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Jika dalam membentuk usaha dalam
bidang elektro yang memerlukan pemecahan masalah dalam aspek ekonomi, maka
ekonomi teknik sangat berperan penting dalam hal ini. Jadi masalah yang terjadi
dapat diselesaikan dalam bidang elektro melalui analisis ekonomi Teknik.
Pada dasarnya, ekonomi teknik digunakan
untuk mencari solusi terbaik dari setiap alternatif-alternatif solusi yang ada.
Pada dunia Elektro, pencarian solusi terbaik ini sering kali digunakan saat
pembuatan rangkaian, pemilihan alat, pemilihan komponen, perancangan bisnis
elektronika, dll.
C. Pengertian
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan bukan merupakan suatu kajian sepele yang dapat diabaikan begitu saja.
Oleh karena itu ketepatan dalam pengambilan keputusan menjadi suatu keharusan.
Namun demikian untuk mencapai hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Diperlukan
kecermatan dan ketepatan dalam merumuskan masalah dalam proses pengambilan
keputusan. Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan (desicion
making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini
diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah
dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan
adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan
keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,
kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa
pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara
bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki
fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar
dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional
maupun secara organisasional. Di samping itu, fungsi pengambilan keputusan
merupakan sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari
depan, masa yang akan datang, dimana efek atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.
Terkait dengan fungsi tersebut, maka tujuan pengambilan
keputusan dapat dibedakan:
(1) tujuan yang bersifat tunggal. Tujuan pengambilan
keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya
dengan masalah lain dan
(2) tujuan yang bersifat ganda. Tujuan
pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil
itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif
atau yang bersifat tidak kontradiktif
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan delapan step
rational decisionmaking proses guna mengambil keputusan :
1. Mengenal Permasalahan
2. Definisikan Tujuan
3. Kumpulkan Data yang Relevan
4. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible)
5. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternatif terbaik
6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif
7. Prediksi hasil dari semua alternatif
8. Pilih alternatif terbaiK
D. Tahapan – tahapan Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Secara umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga
tahap, yaitu sebagai berikut :
1) Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga
perbedaan antara masalah dan bukan masalah. Contohnya : berawal dari isu, yang
kemudian menjadi kabar/kejadian nyata.
2) Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada.
Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi alternative-alternatif keputusan dalam memecahkan masalah.
2. Perhitungan mengenai factor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya
atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa
di masa mendatang.
3. Pembuatan alat(sarana) untuk mengukur hasil,biasanya berbentuk tabel hasil.
4. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.
3) Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi
tertentu.
E. Analisis Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dikarenakan
adanya masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah-masalah itu
dapat dibagi atas:
1. Simple Problems, merupakan masalah yang solusinya tidak memerlukan terlalu
banyak pertimbangan dan analisis karena masalah itu bukanlah sesuatu yang
penting.
2. .Intermediate Problems, merupakan masalah yang solusinya memerlukan
pertimbangan dan analisis pada suatu bidang tertentu.
3. Complex Problems, merupakan masalah yang rumit yang solusinya memerlukan
pertimbangan dan analisis pada berbagai bidang ilmu.
Analisis pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan
pertimbangan dan pengalaman manajemen. Analisis tersebut dilakukan jika masalah
tidak terlalu rumit dan pengambil keputusan memiliki pengalaman akan masalah
sejenis.
Analisis kuantitatif lebih bersifat seni dibanding ilmu. Kemampuan melakukan
analisis kualitatif melekat pada diri pengambil keputusan dan biasanya
meningkat seiring bertambahnya pengalaman. Ketajaman dalam analisis pengambilan
keputusan dapat ditingkatkan dengan mempelajari dan memahami berbagai metode
analisis kuantitatif lebih dalam.
Secara umum, masalah-masalah yang bisa dipecahkan dengan analisis kuantitatif
harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Masalah tersebut cukup rumit dan penting serta memiliki alas an yang kuat
untuk dianalisis dan dipecahkan.
2. Tidak bisa dipecahkan secara langsung tanpa melakukan analisis kuantitatif
dan mempertimbangkan semua konsekuensi yang mungkin dapat terjadi.
3. Masalah tersebut memiliki aspek ekonomi yang cukup penting dan pengambil
keputusan menghendaki suatu analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan.
Masalah-masalah yang dapat dipecahkan dalam ekonomi teknik adalah masalah yang
termasuk dalam kategori intermediate problems. Dalam analisis ekonomi teknik,
aspek ekonomi merupakan komponen utama dalam pengambilan keputusan, meskipun
mungkin saja banyak terdapat aspek lain dalam masalah tersebut sebel Pengertian
proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil
keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau
kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang
tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit
dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tinkat yang
berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi,
tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh
karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.
Keputusan adalah sesuatu pilihan yang diambil diantara satu atau lebih pilihan
yang tersedia.
pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung
oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan tepat waktu
(timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan
yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry
dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang
dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat
subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. pengambilan keputusan berdasarkan
intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan :
a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan
memberikan kepuasan pada umumnya
c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan,
dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan:
a. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan
keabsahannya.
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang
yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan
akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi
kini.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan
dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang
dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang
lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
a. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut
secara sukarela ataukah secara terpaksa
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan
5. Logika
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional
terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada
pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan
secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. kejelasan masalah
b. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c.pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya
d. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
e. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis
yang maksimal
Jenis-Jenis Keputusan
Jenis Keputusan dalam sebuah
organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk
mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus dilibatkan dalam
mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan
yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan
berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk
mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada
saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua
metode yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana
pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang
kedua adalah metode modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada
perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti
komputer dan perhitungan statistik.
Pengambilan keputusan berdasrkan metode ada 2, yaitu tradisional dan modern.
Pengambilan keputusan secara garis besar ada 2, yaitu rutin dan tidak rutin.
1.4 Tahapan tahapan dalam proses pengambilan keputusan
Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi. Seperti
bagaimana membuat suatu produk, bagaimana memelihara mesin, bagaimana menjamin
kualitas produk dan bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan
dengan pelanggan.
Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus
dikembangkan untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk
membuat keputusan dalam organisasi.
Pemikiran tersebut didasarkan pada dua faktor berikut :
1. Sejauh mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi pihak lain.
2. Tingkat manajemen.
Keputusan yang diambil mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap
organisasi secara umum, tetapi bisa saja sebaliknya. Semakin banyak pengaruh
keputusan yang diambil terhadap organisasi tersebut, semakin vital keputusan
tersebut. Tingkatan pada manajemen menuntuk pada manajemen tingkat bawah,
menengah, dan atas. Dasar pemikiran untuk menentukan siapa yang akan mengambil
keputusan adalah semakin besar pengaruh keputusan yang diambil terhadap
organisasi (yang artinya semakin vital keputusan tersebut) maka semakin tinggi
tingkatan manajer yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan tersebut.
Walaupun seseorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan
keputusan tertentu, tidak berarti ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan
bantuan orang lain, terutama anggota organisasinya.
Ada sebuah cara yang disebut “konsensus” yang biasa digunakan wirausahawan
untuk mendorong anggota organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan
tertentu. Konsensus adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua
individu yang terlibat didalamnya. Konsensus biasanya terjadi setelah
pertimbangan dan pembahasan mendalam yang lama oleh anggota-anggota dari
kelompok yang mengambil keputusan.
Keputusan melalui konsensus memiliki kelebihan dan kekurangan.
• Kelebihannya : Seorang wirausaha dapat lebih memanfaatkan perhatian pada
konsep, sementara anggota organisasi lainnya mengembangkan konsep dasar
tersebut menjadi sebuah keputusan konkrit dan dapat diambil.
• Kekurangannya : terlalu banyak orang yang dilibatkan, amak pengambilan
keputusan memakan waktu yang relatif lama dan biayanya yang relatif mahal.
Kriteria pengambilan Keputusan
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman
perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu:
1. Nilai-nilai Politik
Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang
dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya
atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.
Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini
bukan mustahil dibuat demi keuntungan politik’ dan kebijaksanaan dengan
demikian akan dilihat sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh
politik atau untuk mencapai tujuan dan kepentingan dari partai politik atau
tujuan dari kelompok kepentingan yang bersangkutan.
2. Nilai-nilai organisasi
Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam
mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat
di dalamnya’ Organisasi, semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai
bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya
menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh
organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada, orang-orang yang bertindak
selaku pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan dipedomani
oleh pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk
melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar
program-program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan
kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati.
3. Nilai-nitai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau
kebutuhan finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga
digunakan- oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan
keputusan.
Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu yang
menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian
perizinan atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas
mempunyai kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang mengatakan
di depan para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang bertindak
inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
pribadinya’misalnya agar ia mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa
sebagai seseorang yang konsisten dan nasionalis.
4. Nilai-nilai Kebijaksanaan
Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita
mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para
pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh pertimbangan-penimbangan
demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi. Sebab, para pembuat keputusan
mungkin pula bertindak berdasarkan atas penepsi mereka terhadap kepentingan
umum atau keyakinan tertentu mengenai kebijaksanaan negara apa yang sekiranya
secara moral tepat dan benar. Seorang wakil rakyat yang mempejuangkan
undang-undang hak kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan dengan itu
karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan bahwa
persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara yang
diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan menyebabkannya
mengalami resiko-resiko politik yang fatal.
5. Nilai-nilai Ideologis
Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang
secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai
dunia serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang
meyakininya. Di berbagai negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan
Timur Tengah nasionalisme yang mencerminkan hasrat dari orang-orang atau bangsa
yang bersangkutan untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri — telah
memberikan peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar negeri maupun dalam
negeri mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan, nasionalisme
telah berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat perjuangan
bangsa-bangsa di negara-negara sedang berkembang melawan kekuatan kolonial.
Di Indonesia, ideologi Pancasila setidaknya bila dilihat dari sudut perilaku
politik regim, telah berfungsi sebagai resep untuk melaksanakan perubahan
sosial dan ekonomi. Bahkan ideologi ini kerapkali juga dipergunakan sebagai
instrumen pengukur legitimasi bagi partisipasi politik atau partisipasi dalam
kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat
(Abdul Wahab, Solichin, 1987).
1.5 Analisis pengambilan keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
1. Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak
diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur
utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat
dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai
masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain.
2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan
amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya
3. Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara
saksama.
4. Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang
diPilih diteliti.
5. Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya,
dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya.
6. Pembuat keputusan akan memilih alternatif’ dan akibat-akibatnya’ yang dapat
memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan.
Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik yang paling
tajam berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 ,
1964′ 1959)’ Lindblom secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu
sebenarya tidaklah berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan
terumuskan dengan jelas.
Lebih lanjut, pembuat keputusan kemungkinan juga sulit untuk memilah-milah
secara tegas antara nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini
masyarakat. Asumsi penganjur model rasionar bahwa antara fakta-fakta dan
nilai-nilai dapat dengan mudah dibedakan, bahkan dipisahkan, tidak pemah
terbukti dalam kenyataan sehari-hari. Akhirnya, masih ada masalah’ yang disebut
,,sunk_cost,,. Keputusan_-keputusan, kesepakatan-kesepakatan dan investasi
terdahulu dalam kebijaksanaan dan program-program yang ada sekarang kemungkinan
akan mencegah pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang berbeda sama
sekali dari yang sudah ada.
Untuk konteks negara-negara sedang berkembang, menurut R’s. Milne (1972), model
irasionar komprehensif ini jelas tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah:
informasi/data statistik tidak memadai ; tidak memadainya perangkat teori yang
siap pakai untuk kondisi- kondisi negara sedang berkembang ; ekologi budaya di
mana sistem pembuatan keputusan itu beroperasi juga tidak mendukung birokrasi
di negara sedang-berkembang umumnya dikenal amat lemah dan tidak sanggup
memasok unsur-unsur rasionar dalam pengambilan keputusan.
2. Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori
pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus
dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang
sama, merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari.
Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan
untuk mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada
sebagai sesuatu hal yang saling terpisah.
2. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan
kebijaksanaan yang ada sekarang.
3. Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja
yang akan dievaluasi.
4. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara
terarur. Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan
dan menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan
dampak dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
5. Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah.
Batu uji bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai
analisis pada akhirnya akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa
menyepakati bahwa keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk
mencapai tujuan.
6. Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat
perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki
ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam mengatasi masalahsosial yang
ada sekarang daripada sebagai upaya untuk menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang
sama sekali baru di masa yang akan datang.
Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan
produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai
pihak yang terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya
majemuk paham lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan lebih
gampang untuk mencapai kesepakatan apabila masalah-masalah yang diperdebatkan
oleh berbagai kelompok yang terlibat hanyalah bersifat upaya untuk memodifikasi
terhadap program-program yang sudah ada daripada jika hal tersebut menyangkut
isu-isu kebijaksanaan mengenai perubahan-perubahan yang radikal yang memiliki
sifat ” ambil semua atau tidak sama sekali.
Karena para pembuat keputusan itu berada dalam keadaan yang serba tidak pasti
khususnya yang menyangkut akibat-akibat dari tindakan-tindakan mereka di masa
datang, maka keputusan yang bersifat inkremental ini akan dapat mengurangi
resiko dan biaya yang ditimbulkan oleh suasana ketidakpastian itu Paham
inkremental ini juga cukup rcalistis karena ia menyadari bahwa para pembuat
keputusan sebenamya kurang waktu, kurang pengalaman dan kurang sumber-sumber
lain yang diperlukan untuk melakukan analisis yang komprehensif terhadap semua
altematif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)
Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni
setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada
teori rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa
kelemahan yang terdapat pada teori inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan
yang dibuat oleh pembuat keputusan penganut model inkremental akan lebih
mewakili atau mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang
kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan
kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan dari
kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu
mengorganisasikan kepentingannya praktis akan terabaikan.
Lebih lanjut dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangka
pendek dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung
mengabaikan peluang bagi perlunya pembaruan sosial (social inovation) yang
mendasar.
Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam pembuatan
keputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo,
sehingga merintangi upaya menyempurnakan proses pembuatan keputusan itu
sendiri. Bagi sarjana seperti Dror– yang pada dasamya merupakan salah seorang
penganjur teori rasional yang terkemuka — model inkremental ini justru
dianggapnya merupakan strategi yang tidak cocok untuk diterapkan di
negara-negara sedang berkembang, sebab di negara-negara ini perubahan yang
kecil-kecilan (inkremental) tidaklah memadai guna tercapainya hasil berupa
perbaikan-perbaikan besar-besaran.
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat
keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar
kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna
mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya
untuk melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif
pengambilan keputusan ‘tersebul Dengan demikian, moder pengamatan terpadu ini
pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan
model rasional komprehensif dan moder inkremental dalam proses pengambilan
keputusan.
1.6 Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh
pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah
sistematis yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah
sebgai berikut :
1. Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi
2. Mencari alternatif perusahaan bagi masalah yang dihadapi
3. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
4. Melaksanakan alternatif tersebut
5. Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan
yang diharapkan.
Berikut ini merupakan penjabaran proses pengambilan keputusan.
Langkah proses pengambilan keputusan ada 5, yaitu identifikasi masalah, mencari
alternatif pemecahan, pelaksanaan alternatif, dan evaluasi.
1. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang
menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan,
terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.
2. Mencari alternatif pemecahan
Setelah masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap
alternatif-alrternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan
efektifitas. Ynag terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif.
Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling
diinginkan sampai yang tidak diinginkan.
3. Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang
dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang
paling efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif,
ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
4. Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk
tindakan. pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh
dapat tercapai.
5. Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan
telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan
dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk
mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil
yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar
terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
langkah-langkah dalam proses
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen
biasanya dapat membantu proses identifikasi ini.
2. Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah persoalan
keputusan. Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat
memerlukan adanya variabel yang terukur.
3. Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan
masalah didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.
4. Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang
terbaik. Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil
dari keputusan.
5. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap
implementasi, dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam
jangka waktu tertentu dan setelah itu akan dievaluasi hasilnya berdasarkan
peningkatan atau penurunan pay off atau hasil.
Kesimpulan : Dari poin-poin diatas dapat kita ketahui bahwa dalam proses
pengambilan keputusan hendaknya di awali dengan jenis keputusan yang akan
diambil, setelah kita mengetahui jenisnya barulah kita tentukan langkah
pengambilan keputusan yang meliputi proses identifikasi, penetapan parameter,
alternatif, kriteria serta mengevaluasi hasilnya atau disebut tahap
implementasi. Sehingga pada akhirnya terciptalah sebuah keputusan yang adil dan
menguntungkan kedua belah pihak. Jika manajemen organisasi seperti itu
seharusnya tidak ada lagi penyelewengan kekuasaan dalam pengambilan keputusan
seperti kasus Gayus tersebut. Semoga pemegang kekuasaan pengambilan keputusan
seperti Pengadilan atau Mahkamah Agung hendaknya perlu membangun sistem
pengambilan yang terbaik demi terciptanya rasa keadilan bagi seluruh warga
negara.
1.7 Proses pemacahan masalah
Masalah ekonomi teknik memang bertujuan untuk membahas tentang jalan keluar
atau solusi bagi ilmu ekonomi ketika akan menghadapi berbagai masalah yang
berhubungan dengan ekonomi teknik. Masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat
sangat banyak, dari mikro sampai yang makro.
Secara singkat masalah ekonomi dapat dirumuskan dalam tiga pertanyaan penting
yaitu:
1. Barang apa yang akan diproduksi
(What)
Dalam pertanyaan ini mengandung arti
bahwa ilmu ekonomi harus bisa menjawab barang apa saja yang perlu diproduksi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Biasanya prioritas pada barang kebutuhan
pokok masyarakat kemudian ke tingkat kebuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan
sekunder dan tersier. Jangan sampai barang yang dibuat tidak dapat memenuhi
kebutuhan, kalau ini bisa terjadi bisa menimbulkan hal-hal negatif, yaitu:
inflasi dan kalau dalam bidang pangan bisa menyebabkan kelaparan atau kurang
gizi.
2. Bagaimana barang diproduksi (Who)
Pertanyaan ini berkaitan dengan
strategi-strategi yang harus dibuat oleh produsen dalam membuat barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Strategi ini dibuat untuk bisa produksi yang
dihasilkan dengan efisien serta memanfaatkan sumber daya yang ada. Sumber daya
itu terdiri dari 4 faktor produksi yang terdiri atas sumber daya alam, tenaga
kerja, modal dan wirausaha. Efisiensi produksi dapat menciptakan hasil produksi
yang lebih bagus dan lebih murah.
3. Untuk siapa barang dibuat (For
Whom)
Barang dan jasa yang diproduksi juga harus memperhatikan
komposisi konsumen yang akan dituju, misalnya produksi pakaian bayi, maka
produksinya harus memperhitungkan bayi ada didaerah sekitar. Hal ini penting
karena supaya produksi dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat tanpa harus
terjadi kekurangan atau kelabihan produksi.umnya.
HUBUNGAN EKONOMI TEKNIK DIBIDANG
TEKNIK ELEKTRO
Tak dimungkiri dewasa ini pemakaian
barang-barang elektronika di Dunia ini bahkan di Indonesia sendiri sudah
menjadi barang yang sering dicari dan dibutuhkan untuk membantu pekerjaan
manusia. Baik dalam hal kecil sampai hal yang sangat besar barang-barang
elektonika sangat berguna. Contohnya saja seperti Handpone yang tak hanya
digunakan oleh orang-orang kaya tetapi orang menengah ke bawahpun telah
mengenal dan menggunakan Handpone sebagai barang yang canggih dan serbaguna.
Hubungan ekonomi teknik dengan elektro sangat erat sekali sebab dengan adanya
ekonomi teknik, kita dapat mengatur pembelian komponen elektro yang terbaik
dengan menggunakan biaya yang minim. Digunakan juga untuk memperluas jaringan
dalam penjualan berbagai macam produksi elektronika. Mengatur managemen
pengeluaran dan penerimaan yang lebih efisien. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip ekonomi teknik semua permasalah yang ada didalam pembelian
komponen sampai pembuatan dan bahkan pendistribusian alat elektronika dapat
berjalan dengan lancar. Tanpa kendala yang berarti karena kita menggunakan
aturan dalam ekonomi teknik.
KEGUNAAN EKONOMI TEKNIK DI BIDANG
ELEKTRO
Banyak kegunaan dengan menerapkan
ekonomi teknik, salah satunya didalam perusahaan teknik elektro. Dengan
berbagai manfaat produksi elektronika yang ada sekarang ini, perusahaan
tersebut otomatis mengembangkan berbagai produksi elektronika yang sesuai dengan
kebutuhan kehidupan manusia. Dengan keuntungan yang lebih baik daripada
menderita kerugian, karena salah mengambil peluang dan yang tidak bisa melihat
kebutuhan masyarakat sekarang ini. Perkembangan elektronika tak akan mati,
berkembang dan terus berkembang sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan demikian
kegunaan ekonomi teknik adalah untuk memecahkan berbagai masalah-masalah yang
ada di dalam sebuah perusahaan agar dapat menghasilkan sebuah produksi yang
memuaskan. Tidak hanya pada perusahaan itu saja tetapi juga konsumen sebagai
penggunanya.
My first Blog
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa.
Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur
ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem.
Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec,
vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae,
justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras
dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus.
Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam
lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra
nulla ut metus varius laoreet. Quisque rutrum. Aenean imperdiet. Etiam
ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui.
Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam
semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel,
luctus pulvinar, hendrerit id, lorem. Maecenas nec odio et ante tincidunt
tempus. Donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus. Nullam quis ante.
Etiam sit amet orci eget eros faucibus tincidunt. Duis leo. Sed fringilla
mauris sit amet nibh. Donec sodales sagittis magna. Sed consequat, leo eget
bibendum sodales, augue velit cursus nunc,
HTML
is amazing
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa.
Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur
ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem.
Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec,
vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae,
justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras
dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus.
Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam
lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra
nulla ut metus varius laoreet. Quisque rutrum. Aenean imperdiet. Etiam
ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui.
Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam
semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel,
luctus pulvinar, hendrerit id, lorem. Maecenas nec odio et ante tincidunt
tempus. Donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus. Nullam quis ante.
Etiam sit amet orci eget eros faucibus tincidunt. Duis leo. Sed fringilla
mauris sit amet nibh. Donec sodales sagittis magna. Sed consequat, leo eget
bibendum sodales, augue velit cursus nunc,

TUGAS MAKALAH
NAMA
: REZA INDRA SETIAWAN
KELAS
: 2IB04
NPM
: 15415831
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya sehingga saya
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berisi tentang “WAWASAN NUSANTARA 4 ”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya
yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa
Indonesia di tennngah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu.
Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah wadah,isi,dan tata laku.
Bangsa Indonesia kaya akan sosial budaya, sumber daya alam, dan sejarah. Dengan
kekayaan tersebut, menjadikan bangsa Indonesia ini memiliki tujuan dan
cita-cita, agar apa yang telah dimilikinya dapat dijadikan sebuah pencapaian
dari sebuah perjuangan seperti halnya saat Indonesia terlepas dari penjajahan.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka,negara
Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber
daya manusia(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara
dan satu tanah air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas
dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar(regional atau
internasional). Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut wawasan nusantara.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja asas dan
arah pandang wawasan nusantara?
2. Apa kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara?
3. Apa saja tantangan implementasi wawasan nusantara dengan adanya era baru
kapitalisme?
4. Apa saja
keberhasilan implementasi wawasan nusantara?
1.3. TUJUAN MASALAH
1. Dapat mengetahui
asas-asas dan arah pandang wawasan nusantara
2. Mengetahui kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
3. Mengetahui apa saja
tantangan implementasi wawasan nusantara dengan adanya era baru
4. Mengetahui keberhasilan
implementasi wawasan nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. ASAS, ARAH
PANDANG WAWASAN NUSANTARA
ASAS WAWASAN NUSANTARA
Merupakan ketentuan – ketentuan atau kaidah – kaidah dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen
pembentuk bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama.
Jika hal ini diabaikan, maka komponen pembentuk kesepakatan bersama akan
melanggar kesepakatan bersama tersebut, yang berarti bahwa tercerai berainya
bangsa dan negara Indonesia
Asas Wawasan Nusantara
terdiri dari :
1. Kepentingan yang
sama
2. Keadilan
Yang berarti
kesesuaian pembagian hasil dengan adil.
3. Kejujuran
Yang berarti keberanian berfikir, berkata, dan bertindak sesuai dengan relita
serta ketentuan yang benar biarpun realita atau kebenaran itu pahit.
4. Solidaritas
Yang berarti rasa setia kawan, mau memberi dan berkorban demi orang lain tanpa
meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
5. Kerja sama
Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan demi
terciptanya sinergi yang lebih baik.
6. Kesetiaan terhadap
ikrar atau kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuann dan kesatuandalam
bhinekaan.
Merupakan tonggak utama dalam terciptanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan. Jika hal ini ambruk maka rusaklah persatuan dan kesatuan
kebhinekaan Indonesia.
ARAH PANDANG
Wawasan Nusantara
meliputi arah pandang kedalam dan keluar
1. Arah pandang ke
dalam
Mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah
dan mengatasi sedini mungkin faktor – faktor penyebab timbulnya disintegrasi
bangsa dan memelihara persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan . Arah pandang
kedalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional,baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
2. Arah pandang keluar
Mengandung arti bahwa dalam kehidupan internasional bangsa Indonesia harus
berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi
tercapainya tujuan nasional yang tertera pada pembukaan UUD 1945. Arah pandang
kedalam bertujuan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia serba
berubah serta melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kepada
kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan sosial serta kerja sama dan sikap
saling menghormati.
2.2. KEDUDUKAN, FUNGSI
DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA
KEDUDUKAN
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan
dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita – cita dan tujuan
nasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan Visional dalam
menyelenggarakan kehidupan Nasional.
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya
sebagai berikut :
A.Pancasila sebagai
falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
B. Undang – Undang
Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan
konstitusional.
C. Wawasan Nusantara
sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan Visional.
D. Ketahanan Nasional
sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
E. GBHN sebgai politik
dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar
Nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang –
undangan. Paradigma nasional ini secara structural dan fungsional mewujudkan
keterkaitan hierarkis pyramidal dan secara instrumental mendasari
kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
FUNGSI
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu –
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan
bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
TUJUAN
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah.
Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan – kepentingan individu,
kelompok, suku bangsa atau daerah. Kepntingan – kepentingan tersebut tetap
dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional atau kepentingan masyarakat banyak. Nasionalisme yang tinggi di segala
bidang kehidupan demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran
dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa
Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
2.3. TANTANGAN
IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA
TANTANGAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA
1) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas
dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat
dilaksanakan oleh Negara-negara maju dengan Buttom Up Planning,sedang untuk
Negara berkembang dengan Top Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas
sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan operasinal berupa GBHN.
Kondisi Nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan
dan ini merupakan ancaman bagi integritas.
2) Dunia Tanpa Batas
A. Perkembangan IPTEK
Mempengaruhi pola , pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek
kehidupan.
B. Kenichi Omahe dalam buku Borderless Word dan The End of
Nation State menyatakan: dalam perkembangan masyarakat global,batas-batas
wilayah Negara dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap.
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia
tanpa batas dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara , mengingat
perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola
pikir , pola sikap dan pola tindak didalam bermsyarakat , berbangasa dan
bernegara.
3) Era Baru Kapitalisme
A. Sloan dan Zureker
Dalam bukunya Dictionary of Economics menyatakan Kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang
dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk
berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri
berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba guna diri sendiri.
B.Lester Thurow
Dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan : untuk dapat bertahan
dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu
keseimbangan (balance) antara paham individu dan paham sosialis.
4) KesadaranWarga Negara
A. Pandangan Indonesia Tentang Hak dan Kewajiban
Manusia Indonesia mempunyai kedudukan , hak dan kewajiban
yang sama.Hak dan Kewajiban dapat dibedakan namun tidak
dapat dipisahkan.
B. Kesadaran Bela Negara
Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah
perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan ,kesenjangan
social ,memberantas KKN ,menguasai Iptek , meningkatkan kualitas SDM ,
transparan dan memelihara persatuan.
2.4. KEBERHASILAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA
Diperlukan kesadaran WNI untuk :
1. warganegara serta hubungan warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai
bangsa Indonesia.
2. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa
dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan Mengerti, memahami, menghayati
tentang hak dan kewajiban
3. konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki
cara pandang.
Wawasan
Nasional Suatu Bangsa dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat
atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara
melihat.
Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik
sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam
menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan dalam mengejar
kejayaanya.
Dalam
mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor penentu utama yang harus
diperhatikan oleh suatu bangsa :
1. Bumi/ruang dimana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad dan semangat manusia / rakyat
3. Lingkungan
Dengan
demikian, wawasan nasional suatu bangsa adalah cara pandang suatu bangsa yang
telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba
terhubung (interaksi & interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara
di tengah-tengah lingkungannya baik nasional, regional, maupun global
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Asas Wawasan
Nusantara terdiri dari :
1. Kepentingan yang
sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerja sama
6. Kesetiaan terhadap
ikrar atau kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuann dan kesatuandalam
bhinekaan.
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu –
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan
bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah.
TANTANGAN IMPLEMENTASI WAWASAN
NUSANTARA
1) Pemberdayaan Masyarakat
2) Dunia Tanpa Batas
3) Era Baru Kapitalisme
A. Sloan dan Zureker
Dalam bukunya Dictionary of Economics menyatakan Kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang
dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk
berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri
berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba guna diri sendiri.
B.Lester Thurow
Dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan : untuk dapat bertahan
dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu
keseimbangan (balance) antara paham individu dan paham sosialis.
4) KesadaranWarga Negara
Keberhasilan implementasi wawasan nusantara adalah sebagai berikut :
1. warganegara serta
hubungan warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
2. Mengerti, memahami,
menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam menyelenggarakan
kehidupan memerlukan Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban
3. konsepsi wawasan
nusantara sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara pandang.
3.2. SARAN
Masyarakat Indonesia
harus juga mempelajari tentang asas-asas, fungsi dan tujuan dari wawasan
nusantara agar masyarakat Indonesia tidak salah memahami tujuan wawasan
nusantara. Dan masyarakat Indonesia pun seharusnya mengetahui bagaimana
tantangan implementasi wawaswan nusantara dan keberhasilan yang dicapai dari
implementasi wawasan nusantara
REFRENSI
Reza
Daftar
Isi
Cari
Blog Ini
|
My
First Blog Post My first Blog This Is My First Blog Lor...
|
|